HUT KE 14 KOSTI

Dalam rangka menyambut hari jadi KOSTI yang memasuki usia ke 14 tahun , DPP KOSTI mengajak sekuruh komunitas sepeda tua yang ada di nusantara untuk merayakan secara serentak di daerah masing-masing dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

14 tahun KOSTI
14 thn KOSTI

PENGURUS KOSTI PUSAT 2021-2025

Melalui pemilihan yang dihadiri oleh seluruh pengurus Kosti daerah melalui tatap muka maupun online pada tanggal 3 April 2021 di Sidoarjo , maka terpilihlah bapak Purnomo SR sebagai Ketua Umum KOSTI periode tahun 2021-2025. Berikut adalah sususan pengurus organisasi

Ketua Umum

FIETS NAAR BANDOENG

Fiets Naar Bandoeng Menelusuri Jejak Sejarah Sepeda Di Bandung
oleh oleh OST Seri #2 Oelin Ka Bandoeng

Pada masa penjajahan Belanda, kota Bandung adalah salah satu pusat pemerintahan orang-orang Eropa. Bahkan kota Bandung direncanakan menjadi ibu kota kedua setelah Batavia (Jakarta). Kehadiran orang-orang Belanda ini tentunya membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Bandung dan sekitarnya. Seperti adanya penggunaan transportasi modern berupa sepeda (bicycle/rijwiel) yang menjadi salah satu pengaruhnya . Kemajuan dalam transportasi, seperti digantikannnya alat transportasi bertenaga hewan oleh kendaraan yang lebih modern, yaitu sepeda.

Seorang wanita Eropa memakai tandu dari bambu tahun 1890an (koleksi tatangmanguny.wordpress.com)

PERDAGANGAN SEPEDA DI BANDUNG

foto: Suasana lalulintas di sekitar Grand Hotel Preanger, Bandung tahun 1930 yang masig didominasi sepeda (koleksi tropenmuseum)

Oleh : Fahmi saimima

Perdagangan Sepeda di Bandung

Pada awal abad ke 20, terutama periode 1913 hingga 1930an, sepeda telah banyak digunakan masyarakat umum, bukan kalangan elit lagi. Banyaknya penggunaan sepeda ini dikarenakan pada periode itu Hindia Belanda banyak mendatangkan sepeda dari produsen di Eropa meski ketika itu masuk periode antarperang (interbellum) dunia pertama dan dua sekitar 1918-1939.Tentunya hal ini tak lepas dari perekonomian Hindia Belanda yang membaik sehingga pasaran sepeda terbilang ramai. Pabrikan sepeda asal Eropa banyak mengirim sepeda ke kota-kota besar di Jawa, Sumatra, Kalimantan (Borneo), dan Sulawesi (Celebes).

Dalam sebuah laporan dari departemen Perdagangan, Industri dan Agrikultur Bogor (Buitenzorg) menerangkan, jika sekitar tahun 1913 Pemerintah Hindia Belanda banyak mendatangkan (impor) sepeda dari Eropa seperti Belanda, Inggris, dan Jerman untuk dipasok ke Pulau Jawa dan Madura. Pada periode 1913-1915, jumlah sepeda yang diimpor sekitar 15.510 unit. Pada tahun 1919, Pemerintah Hindia Belanda juga mendatangkan sepeda asal Amerika serikat sebanyak 2.888 unit. Impor sepeda buatan Amerika Serikat ini pada tahun 1920 sebanyak 1.730 unit, dan tahun 1921 sekitar 1.359 unit sepeda.

HUT ke 11 KOSTI

Menyambut HUT ke 11 Komunitas Sepeda Tua Indonesia, akan diadakan acara dengan tema : Energy Onthel of Asia Pacific yang akan diselenggarakan di kota Sidoajo, Jawa Timur.

49586730_792415531097622_3274320169152218698_n

Acara akan diselenggarakan pada tanggal 9-10 Februari 2019. Berbagai kegiatan akan diadakan pada acara ini, mulai dari lomba sepeda lambat, lomba sepeda roda besar, merakit sepeda, pemecahan rekor karnaval klambi lurik, dsb. Acara ini juga akan diikuti oleh penggemar sepeda tua dari berbagai negara khususnya dari wilayah Asia Pacific.

Siapkan waktu, tenaga dan segala sesuatunya untuk mengikuti acara ini.

salam onthel

 

Master Paint striping Onthel dari Borneo

Mutiara Munas Palangkaraya

Pecinta dunia sepeda tua kiranya pasti masih asing dengan istilah hand stripping atau pinstripe, seni mengecat ornamen garis dan ornamen gambar pada parts sepeda yang dikenal sejak satu abad lalu. Siapa sangka, jika seni ini memiliki ruang di hati seorang kakek tua yang kini berusia 76 tahun.

Pak Haji Husni (kaos biru)
  • Namanya Pak Haji Husni, beliau salah satu onthelis AGUNG (Amuntai Grup Unthel Ngetop) kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, dari pertemuan pagi ini saya mendapatkan jutaan kekaguman ke pada beliau. Bagaimana tidak kagum, ditangannya puluhan sepeda lusuh di restorasi secara baik, rapih dan punya nilai esensi yang luar biasa. Melalui keluwesan pengalaman puluhan tahun, melalui jari jemarinya, seni pinstripe bisa menggantikan tehnologi cetak transfermerk dan sticker sepeda sepeda bagus dari tahun 60an.

Saya sempat tidak percaya melihat hasil karyanya di sepeda-sepeda yang saya filir tidak mungkin dilakukan oleh kakek haji husni ini. Guratan tulisan dan marking font di frame sepeda raleigh, philips, simplex, rudge dan lainnua terlihat presisi, ukuran dan bentuk pun hampir menyerupai tehnik transfer merk, dan semua dilakukan dgn tangan mungilnya TANPA melihat contekan gambar, TANPA membuat mal (pracetak) terlebih dahulu, TANPA memakai tehnik arsir terlebih dahulu.. Dilakukan secara langsung dengan tangannya.

Gambar khas Lion Phillips di slebor belakang salah satu sepeda terlihat sangat natural, belum lagi logo Raleigh, Simbol tapak tangan Rudge yang juga hampir mirip dengan transfermerk. Dan beliau berinprovisasi lewat rekam sepeda dan logo, stripping, warna sejarah pengalaman nya selama puluhan tahun lalu direkan di otaknya, bukan lewat katalog atau gambar di google.

Untuk garis strip di frame dia lakukan tanpa alat apapun (selama ini tehnik pakai jangka), beliau hanya memakai tangan dan satu tarikan nafas serta dibantu oleh kuas yang dia ceritakan kalu kuas nya dibuat sendiri dari beberapa helai bulu punggung kucing, terutama kucing yg berwarna putih, atau kuas yabg dibuat dari beberapa helai rambut wanita. Bahan dasar pengecatanpun dia ambil dari pengalaman puluhan tahun, warna cat hijau khas raleigh pun dia hapal harus mencampurkan prosentase warna apa saja, mengenai tehnik warna gold, kuning, dan warna lainnya pun dia sedikit mencampiurkan tepung dan minyak tanah, hanya saja ketika saya tanya pakai cat apa, beliau hanya jawab pakai cat ayam.. Naah saya ga paham ini.

Alkisah keahlian beliau di dapat ketika saat masih kecil umur belasan tahun melihan abah nya (paman) bergulat dunia sepeda, dahulu kala wilayah amuntai, kandangan, hulu sungai bahlan banjarmasin sering ekspor karet dan hasil alam nya ke Singapra, dan kadang ditukar balik dengan sepeda sepeda inggrisan yang dijual di singapura, dibawa ke tanah banua banjarmasin, itulah kenapa sekarang populasi sepeda inggris khususnya Raleigh banyak di sana. Sang abah selalu telaten merawat sepeda sepedanya, bahkan mengerjakan jasa cat ulang bagi sepedah yang kusam atau sudah karatan, pengecetan dan pembuatan striping pun dilakukan abahnya langsung melihat dr sepeda yang baru disaat itu, haji husni kecil pun jatuh cinta terhadap apa yang abahnya lakukan saat itu, jatuh cinta pula terhadap sepeda dan tehnik ngecat.. Akhirnya haji husni kecil belajar mulai membantu mengamplas, sekedar memberikan cat dasar hingga menggambar ornamen sepeda dan memahami keahlian membuat stripper. Sehingga saat dewasa keilmuan itu turun keoadanya, dan hingga usia beliau saat ini 76 tahin beliau masih aktif mengerjakannya, walaupun beliau mengatakan pengkihatan sdh sedikit rabun dan tangan sudah sedikit bergetar.

Pak Haji bertutur seyogyanya dia mau menunjukkan demo secara langsung, hanya saja pagi tadi beliau tidak enak badan sehingga tidak ikut ngonthel, beliau juga sedikit terbatas dalam bahasa, yang hanya bisa berdialog dg bahasa banjar, kebersahajaan dan tenangnya beliau mencerminkan betapa beliau sangat kaya ilmu.

Pak Haji, maaf tadi saya berkelakar dengan abangda Arief Rachman Hakim Agung Onthel Amuntai bahwa semua anggota klub tersebut bertanggung jawab terhadap keilmuanpa haji, harus ada yang mewarisi, minimal turuteneruskan keilmuan tan tehnik pinstripper langka tersebut, mendoakan beliau semoga salalu panjang umur sdan sehat agara menjaga keahliannya, dan diakhir pertemuan sya berharap beliau bisa hadir di event akbar Bumi Jenggolo 9-10 februari tahun depan, dan melakukan demo praktek langsung di depan kami semua pecinta sepeda tua..

Mutiara sesungguhnya… H.Husni, real pinstripper

Bus Damri, perjalanan ke bekasi… Sepulang dari munas bersama Coki Ya Coki,

Sumber :Fahmi saimima

Disaksikan @⁨meidy⁩